Kebijakan China Pukul Ayam Amerika



Expose, Berita - China bakal melarang impor ayam asal Amerika Serikat dalam beberapa hari mendatang. Langkah Negeri Tirai Bambu itu akan menjadi pukulan bagi industri ayam Paman Sam dan meningkatkan ketegangan antara dua negara.

James H Sumner, presiden Dewan Ekspor Unggas dan Telur yang berbasis di Georgia, mengaku telah menerima laporan bahwa AS tidak akan menerima izin dari Kementerian Perdagangan China.

Sumner telah menyampaikan hal ini kepada Kedutaan Besar AS di Beijing dan tengah mencari tahu mengenai persoalan ini. Demikian seperti dikutip dari Wall Street Journal, Rabu (1/7/2009).

Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah China. Departemen Pertanian AS dan Kedubes China di Washington pun enggan berkomentar.

Larangan ini tentu menjadi tamparan keras bagi industri ayam AS, yang kini tengah berjuang dengan tingginya harga pakan dan tekanan harga akibat kelebihan pasokan ayam.

Tahun lalu China melampaui Rusia sebagai tujuan pengiriman ayam-ayam AS. Dengan larangan tersebut, eksportir ayam AS berpotensi kehilangan USD370 juta dalam enam bulan mendatang, jika China tidak memulai lagi impor komoditas itu.

Sementara itu, juru bicara Tyson Foods Inc, perusahaan eksportir besar ke China, mengatakan perusahaannya belum menerima adanya konfirmasi resmi mengenai hal ini.

Bulog Perkirakan 2009 Panen Tiga Kali


Expose Berita, News
Perum Bulog memperkirakan pada tahun ini akan terjadi panen padi sebanyak tiga kali karena kondisi cuaca yang mendukung.
"Pengaruh musim pada 2009 ini cukup bagus sehingga ada kesempatan bagi petani untuk melakukan tanam dan panen ketiga selama tahun 2009," kata Dirut Perum Bulog, Mustafa Abubakar di Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, kualitas hasil gabah pada musim tanam ketiga juga lebih baik dibandingkan dengan kualitas gabah pada musim tanam rendeng atau musim hujan.

Menurut dia, dengan adanya panen ketiga pada 2009, pihaknya juga melakukan persiapan untuk melakukan pembelian hasil panen ketiga.

Kemungkinan adanya panen ketiga juga didukung oleh prakiraan iklim oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan bahwa tidak ada pergeseran musim yang ekstrim.

Ia berharap, iklim yang mendukung seperti saat ini dapat terus berlangsung hingga akhir Juni ketika memasuki musim panen ketiga.

"Jadi prospek ketahanan pangan menjelang pemilihan presiden cukupbaik," kata Mustafa.

Ia menyebutkan, hingga saat ini stok beras di Bulog mencapai sekitar 2,5 juta ton padahal kebutuhan per bulan hanya sekitar 300.000 ton, sehingga pasokan selama delapan bulan ke depan cukup aman.

Target pengadaan beras oleh Bulog hingga akhir tahun mencapai sekitar 3,8 juta ton.
Dari sisi harga, Mustafa mengatakan, memang saat ini ada sedikit kenaikan setelah berkurangnya musim panen rendeng. Namun demikian tidak adakenaikan harga yang drastis.

Ekspor Beras
Sementara itu mengenai realisasi ekspor beras, Mustafa mengatakan, hingga akhir Mei 2009 dalam jumlah kecil yaitu sekitar 1.000 ton sudah dilakukan oleh mitra Bulog ke berbagai negara yaitu Turki, Syria, Selandia Baru, dan sedang dijajaki ke Jepang.
Ekspor itu hanya berupa beras aromatik sehingga tidak mempengaruhi pasokan beras dalam negeri.
Mengenai kemungkinan ekspor 100.000 ton, Mustafa mengatakan, sulit untuk mencapai jumlah itu jika dibatasi waktunya hingga akhir Juni saja.

"Karena itu muncul usulan agar diperpanjang sampai Agustus atau bahkan sampai akhir tahun," kata Mustafa.(*)